Senin, 30 Juli 2012


STOP EKSIS, MULAILAH HIDUP !
Pernahkah Anda merasa bahwa hidup hanyalah serangkaian rutinitas belaka yang harus dijalani tanpa bisa ditawar lagi ? Bila jawabannya adalah ‘ya’ barangkali Anda tidak sendirian. Banyak orang mengawali harinya dengan setumpuk kewajiban untuk pergi bersekolah atau bekerja lalu membiarkan diri mereka tenggelam dalam kesibukannya. Bahkan tak jarang setelah matahari tenggelam berjam-jam yang lalu, mereka baru melenggangkan kaki untuk pulang dengan berbagai alasan pribadi, mulai dari pekerjaan yang terlalu banyak dan tidak mungkin ditinggalkan hingga sekedar menghindari kemacetan Jakarta yang semakin menyiksa. Setibanya di rumah, mata sudah terlalu lelah untuk diajak berkompromi dan mengerjakan aktivitas pribadi, akhirnya kegiatan tidur menjadi tujuan utama dan demikianlah keesokan hari pun berulang dengan rutinitas yang sama.
Bila sejenak kita renungkan apakah memang demikian hakikat kehidupan. Sebagian besar orang akan mengernyitkan dahi dan bertanya, “Lalu mau apa lagi dalam hidup ini, bukankah semua orang memang melakukan hal yang sama, kalau tidak bersekolah ya bekerja..” Lalu pernahkah Anda berpikir lebih jauh lagi bila memang demikianlah hakikat kehidupan lalu mengapa banyak Anda jumpai orang-orang yang menjalani hari-hari mereka dengan penuh keluh kesah, tertekan, bosan hingga yang paling dalam ialah adanya rasa kekosongan di dalam diri. Cobalah Anda perhatikan wajah tiap-tiap orang yang berlalu lalang setiap harinya, tak jarang mereka menjalankan aktivitasnya bak robot belaka tanpa ekspresi dan kalaupun berekspresi kadang terasa hanya hiasan di wajah saja. Bila Anda mengkonfirmasikan kebenarannya maka jangan-jangan sesungguhnya selama ini kita hanya eksis saja namun tidak sungguh-sungguh hidup.
Eksis di sini berarti hanya tampil dengan berbagai label di dahi, mulai dari label orang tua, label karyawan, label pelajar, dan label lainnya. Semaksimal mungkin kita akan menjalani peran dari label-label ini setiap harinya. Bagi kita dan banyak orang yang penting adalah kita hadir secara fisik.
Berbicara tentang kehadiran, Oscar Wilde membuat kita berhenti sejenak dan merenungkan perkataannya bahwa “to live is the rarest thing in the world. Most people exist, that is all”. Berarti ada yang lebih tentang makna menjadi ‘hidup’ bukan sekedar eksis belaka.  Hal yang sama tentang hidup pernah diungkapkan pula oleh Abraham Lincoln yaitu “In the end it’s not years in life that count. It’s the life in your years”. Akhirnya kita pun mencoba menggali lebih dalam, jadi apakah ‘hidup’ itu sendiri ?
Thich Nhat Hanh, seorang biksu Vietnam ternama yang hidup di Plum Village Perancis mengatakan bahwa “life can be found only in the present moment. That past is gone, the future is not yet here, and if we do not go back to ourselves in the present moment, we cannot be in touch with life” Lalu kitapun kembali mengernyitkan dahi, bagaimana kita bisa kembali ke dalam diri, bukankah kita tidak pernah pergi ke manapun di luar diri ? Contoh yang sederhana saja, pernahkah Anda menyadari bahwa Anda sedang bernapas saat ini, menikmati sentuhan lembut udara yang masuk melalui rongga hidung, lalu merasakan udara yang lebih hangat ketika napas keluar dari rongga hidung yang sama. Saat dimana kita benar-benar hadir sepenuhnya (sadar dan menikmati) dalam setiap aktivitas kita di suatu momen maka di saat itulah kita sedang hidup. Kita menyadari gerak tubuh kita, pikiran kita, tindakan kita, perkataan kita dan segala sesuatu yang keluar dari diri kita. Menyadari lebih dari sekedar mengikuti arus belaka. Menyadari berarti kita tahu ketika kaki kita berjalan dan menyentuh permukaan yang keras atau ketika kita berkata-kata dan menyusunnya dengan seksama sehingga dapat bermanfaat bagi orang lain dan masih banyak lagi aktivitas lain dalam kehidupan yang seringkali tidak kita sadari sedang kita lakukan sehingga membuat kita hanya sekedar eksis saja.
Menyadari membutuhkan latihan. Menyadari bukan buah yang bisa dipetik dalam sekejap mata. Menyadari bisa dimulai dari pengamatan kita terhadap sensasi fisik kita sendiri yaitu napas dan rasa di sekujur tubuh kita. Pengamatan ini dapat kita lakukan dalam aktivitas meditasi yakni duduk diam dan sadar. Berangkat dari pengamatan sederhana inilah kita akan mulai menjadi hidup dan bukan sekedar eksis.
== 000 ==
Ingin mengetahui lebih jauh? Hadirilah Self Healing Workshop:
Waktu   : Sabtu, 8 September 2012
Tempat : Gedung Joang, Jl. Menteng no 31, Jakarta Pusat
Tema    : Stop Eksis, Mulailah Hidup!

Informasi & Pendaftaran:
Hubungi Wina Suntiowangi ke no: 08161982806 Email: wsuntiowangi@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar